
Jakarta, kpu.go.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menerima audiensi Forum Alumni Bersatu, di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol Jakarta, Kamis (16/5/2019). Tujuan kedatangan dari para alumnus ITB, UI, Undip, Unpad, Trisakti, ITS, UNS dan Univ Sriwijaya ini adalah untuk menyampaikan dukungan kepada KPU RI, mengajak semua pihak menerima hasil penghitungan suara yang sah dan konstitusional serta menolak upaya-upaya delegitimasi terhadap KPU dan setiap tindakan yang melanggar hukum dan konstitusi. Rombongan yang berjumlah sekitar 15 orang, kemudian diterima langsung Ketua KPU RI Arief Budiman, Anggota Hasyim Asy’ari serta Sekjen Arif Rahman Hakim. Dalam prosesnya, Arief kemudian membuka pertemuan dengan menjelaskan banyak hal terkait proses pemilu yang tengah berlangsung. Diluar itu pria asal Jawa Timur juga menyikapi isu-isu yang berkembang dan kerap menyudutkan lembaga yang dipimpinnya. Salah satu isu yang diutarakan seperti tuduhan kecurangan yang kerap dialamatkan kepada KPU. Terkait hal ini Arief hanya berkata bahwa lembaganya telah bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah diatur didalam Undang-undang (UU) dan tidak mungkin menyimpang dari apa yang sudah diamanatkan. “Seperti proses rekapitulasi berjenjang, kan sudah diatur, di TPS ditulis dalam formulir C1, di kecamatan ada form DA1, di kab/kota ada form DB1, provinsi form DC1 hingga direkap nasional. Jadi tentu prosesnya terbuka dan setiap orang boleh saja melaporkan kalau ada kecurangan,” kata Arief. Arief juga menjawab desakan untuk menghentikan Situng karena dituduh telah diatur untuk memenangkan pasangan calon tertentu. Menurut dia Situng justru dibuat sebagai bagian dari proses transparansi KPU kepada masyarakat dan alat kontrol KPU mengawasi jajarannya. “Bagi peserta hasil scan di Situng juga membantu mereka, karena tidak semua TPS mereka punya saksi disana,” kata Arief. Hal senada ditegaskan Hasyim Asy’ari yang menyebut bahwa lembaganya bekerja dengan penuh interitas dan profesionalitas. Dia secara khusus juga menjelaskan latar belakang dari para koleganya ditingkat pusat yang disebutnya punya pengalaman dan rekam jejak panjang sebagai penyelenggara pemilu diberbagai tingkatan. “Dan kami bekerja tanpa ada kecenderungan,” tegas Hasyim. Dikesempatan lain Sekjen Arif Rahman Hakim menjawab tudingan adanya ketidakwajaran atas kematian dan sakitnya sejumlah KPPS pada Pemilu 2019. Menurut dia hasil pemeriksaan para petugas yang meninggal dan sakit disebabkan adanya riwayat penyakit yang diderita sebelumnya. “Intinya semua bisa dirunut penyebabnya,” jelas Arif. Berikut pernyataan sikap Forum Alumni Bersatu yang dibacakan oleh perwakilan alumni Trisakti, Sarah S Wijanarko. 1.Menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada KPU, Bawaslu dan TNI/Polri atas terselenggaranya Pemilu 2019 secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil serta tertib dan aman. 2. Menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan mendalam kepada seluruh petugas Pemilu 2019 yang wafat dan sakit dalam tugas serta memberi penghargaan kepada mereka yang wafat sebagai Pejuang Demokrasi. 3. Menerima hasil penghitungan suara oleh KPU sebagai keputusan yang sah dan konstitusional. 4. Menolak upaya-upaya delegitimasi terhadap KPU dan setiap tindakan yang melanggar hukum dan konstitusi. 5. Mengimbau semua pihak agar menjaga kerukunan antar anak bangsa demi Indonesia yang damai dan bersatu. (hupmas kpu dianR/foto: dosen/ed diR)